Pemberian Ondansetron Untuk Pencegahan Menggigil Setelah Anestesi Spinal Pada Operasi TURP
Menggigil
perioperatif selama anestesi spinal merupakan komplikasi yang sering terjadi
pada operasi tungkai bawah karena vasodilatasi perifer akibat blok
simpatis dan irigasi cairan dingin. Oleh karena itu penelitian ini mencoba
mempelajari lebih jauh efektifitas ondansetron untuk mencegah insiden
menggigil, yang diberikan sebelum anestesi spinal pada TURP, dan mengamati efek
samping lainnya dibandingkan dengan kontrol (plasebo).
Pasien geriatri
yang menjalani operasi TURP cenderung menggigil setelah anestesi spinal.
Mekanisme jalur neurotransmiter yang mempengaruhi kejadian menggigil setelah
anestesi belum jelas diketahui, namun diduga ada keterlibatan serotonin
(5-HT). untuk mencegah mual dan muntah setelah
anestesi, untuk mencegah menggigil setelah anestesi spinal pada TURP.
Menggigil (shivering)
setelah anestesi dialami lebih dari 65% pasien setelah anestesi umum atau
anestesi regional. Hal ini sangat tidak nyaman bagi pasien disamping akan
mengakibatkan peningkatan kebutuhan oksigen, cardiac output,
produksi karbondiosida dan sirkulasi katekolamin. Juga mengakibatkan
peningkatan tekanan intraokuler serta penurunan saturasi mixed venous oksigen.
Berbagai cara fisis (penghangatan dengan blangket dan lainnya) dan farmakologis
dilakukan untuk mengurangi hipotermi perioperatif dan menekan menggigil setelah
anestesi tetapi tidak satupun diterima secara mutlak
Manusia
termasuk makhluk homotermik dengan suhu tubuh konstan meskipun terjadi
perubahan suhu sekitarnya. Core
temperature hanya berubah sekitar 0,3% pada pada batas antara 30-500C.
Suhu rata-rata tubuh manusia, ditentukan dengan menempatkan termometer dalam
mulut adalah sekitar 370C (98,60F) dengan batas antara 350C
(96,70F) sampai 380C (990F). Core temperatur
menunjukkan suhu organ-organ yang kaya pembuluh darah (otak, jantung,
paru-paru, hati dan ginjal) yang dalam keadaan normal dipertahankan pada suhu ±
0,20C dari titik awal 370C.
Manusia
tidak nyaman saat suhu sekitar kulit 7oC atau lebih rendah dari core
temperatur, sehingga terjadi respon mempertahankan panas dengan menghambat
anterior hipotalamus yang akan mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah
kulit dan perpindahan cairan dari intravaskuler ke kompartemen interstisial dan
seluler
Mekanisme Pengaturan Suhu
- penerima suhu afferent (reseptor)
- pusat pengatur
- respon efferent (efektor)
Sistem pengaturan suhu sama dengan
fisiologi sistem kontrol lain sebagai
mekanisme feed back negative,
yang bervariasi dari kemungkinan nilai normal yang minimal (Shanks, 1975).
Tempat-tempat khusus pengatur suhu adalah hipotalamus, yang mengintegrasikan
sinyal afferent dari sel-sel suhu sensitif yang ditemukan di jaringan termasuk
otak, spinal cord, central core tissue,
respirasi, gastrointestinal dan permukaan kulit. Proses informasi pengaturan
suhu melalui tiga tahap yaitu:
Hipotermia
merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi dan orang tua namun dapat juga
terjadi pada kelompok umur lainnya. Seringkali hal ini timbul pada jam-jam
pertama setelah anestesi. Sekali hipotermia muncul, maka akan terus terjadi
sampai masa pemulihan dan mungkin berkepanjangan. Pada orang dewasa, jika
diasumsikan suhu tubuh normal sekitar 37oC, telah diamati bahwa 60% pasien yang masuk ke
ruang pemulihan bersuhu dibawah 360C dan 13% lainnya dibawah 35oC.
Hipotermia dianggap masalah jika suhu tubuh dibawah 36oC.12
Pasien TURP sering mengalami
hipotermia akibat penggunaan cairan irigasi dengan suhu kamar dalam jumlah
banyak. Pasien geriatri (>60 tahun) biasanya memiliki suhu lebih rendah dan
hipotermia yang berlangsung lebih lama akibat penurunan kapasitas pengaturan
suhu setelah pemberian zat anestetik, kecuali jika ada penghangatan dan penggunaan
blangkets hangat. Jika hipotermia
menetap hingga ke ruang pemulihan, sering muncul menggigil dengan insidens
18-20% tiga puluh menit setelah pemindahan.
Posting Komentar untuk "Ondansetron Untuk Pencegahan Menggigil Pasca Spinal Anastesi"