TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep
Dasar Medik
1. Pengertian
Hernia adalah merupakan protrusi
atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga bersangkutan.
Hernia skrotalis acreata adalah
merupakan hernia inguinalis lateralis karena keluar dari rongga peritonium
melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh
epigastrika inferior, kemudian hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis, dan
jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus, apabila hernia
ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum dan terjadi perlengketan, maka
ini disebut hernia skrotalis acreata.
2. Anatomi
Fisiologi
Pada laki-laki, penutupan yang
berhubungan dengan terjadinya hernia ini memerlukan pengetahuan yang embriologis
yang berhubungan dengan turunnya testis. Mula-mula testis tumbuh sebagai suatu
struktur di daerah ginjal dalam abdomen (retroperitoneal). Selama masa
pertumbuhan foetus, testis turun (descensis testis) dari dinding
belakang abdomen menuju skrotum.
Pada saat perpindahan ini, tabung
peritonium terbawa bersama testis sebagai suatu tube, yang melalui kanalis
inguinalis masuk ke dalam skrotum dan bagian distalnya tertinggal sebagai suatu
kantong tertutup (tunica vaginalis) di sekeliling testis, sedangkan bagian
proksimalnya yang berada dalam funiculus mengalami atrofi. Penonjolan
peritoneum ini dikenal sebagai processus vaginalis, dimana processus vaginalis
ini akan mengalami obliterasi sebelum lahir kecuali tunica vaginalis. Jika
processus vaginalis tetap ada akan didapat hubungan langsung antara cavum
peritoneum dengan skrotum, hal ini potensial dapat menyebabkan terjadinya
hernia inguinalis dan jika berlanjut sampai ke skrotum akan mengakibatkan
hernia skrotalis.
Hernia inguinalis lateralis keluar
dari anulus internus/lateralis, melalui kanalis inguinalis menuju ke anulus
eksternus/medialis, yang dapat menuju ke skrotum pada laki-laki dan ke labium
majus pada wanita. Bila sampai ke skrotum disebut hernia inguinalis lateralis
complet atau hernia skrotalis.
Benjolan berbentuk seperti botol
(mempunyai leher) yang keluar mulai dari anulus internus melalui kanalis
inguinalis, anulus eksternus kemudian masuk ke dalam skrotum.
3. Pembagian hernia
a. Berdasarkan
terjadinya, hernia dibagi atas :
-
Hernia
bawaan (kongenital).
-
Hernia
dapatan (akuisita).
b. Berdasarkan letaknya,
hernia dibagi atas :
·
Hernia
diafragma yaitu bagian proksimal lambung bersama oesofagus pars abdominalis
dengan sphincter cardiac masuk (herniasi) lewat hiatus oesophagealis ke
dalam thorax (sliding hernia). (M.A. Henderso, Ilmu Bedah
Untuk Perawat).
·
Hernia
inguinal dibagi atas hernia inguinalis direk (medialis) yaitu akibat peninggian
tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach,
dan hernia inguinalis indirek (lateralis) yaitu penonjolan dari perut di
lateral pembuluh epigastrika inferior dan keluar melalui dua pintu dan saluran
yaitu anulus dan kanalis inguinalis. (Wim De Jong, R. Sjamsuhidajat, Buku
Ajar Ilmu Bedah).
·
Hernia
umbilikal yaitu penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui
cincin umbilikus akibat peninggian tekanan intra abdomen, hernia ini terdapat
pada kira-kira 20% bayi.
·
Hernia
femoralis yaitu peninggian tekanan pintu anulus femoralis ke dalam kanalis
femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena femoralis sepanjang kurang
lebih 2 cm dan keluar pada fossa ovalis di lipat paha.
c. Berdasarkan sifatnya,
hernia dibagi atas :
·
Hernia
reponibel yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk, usus keluar jika berdiri
atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada
keluhan nyeri atau obstruksi usus.
·
Hernia
ireponibel yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam
rongga, ini biasanya disebabkan oleh perlengketan isi kantong pada peritoneum
kantong hernia, hernia ini disebut hernia acreata. Bila terjepit oleh cincin
hernia, disebut hernia inkarserata atau hernia strangulata.
d. Berdasarkan nama
penemunya, seperti :
·
Hernia
Richter yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus yang terjepit,
ditemukan oleh Richter (1778) ini jarang ditemukan.
·
Hernia
Spieghel yaitu hernia interstisial dengan atau tanpa isinya melalui fasia
spieghel.
·
Hernia
Petit yaitu hernia di daerah lumbo sakral.
·
Hernia
Littre yaitu hernia yang isinya mengandung divertikulum Mechkeli.
e. Beberapa hernia lain
atau khusus, seperti :
-
Hernia
skrotalis yaitu hernia inguinalis lateralis yang isinya masuk ke skrotum secara
lengkap, kadang ditemukan hernia skrotalis sangat besar.
-
Hernia
Obturatoria yaitu hernia melalui foramen obturatorium.
-
Hernia
Perinealis yaitu hernia yang menonjol pada perineum melalui defek dasar panggul
yang dapat terjadi secara primer pada wanita multipasa, atau sekunder setelah
operasi melalui perineum.
4. Faktor penyebab
terjadinya hernia skrotalis
a.
Faktor
kongenital.
Pada pria terdapat
suatu processus yang berasal dari peritoneum parietalis, yang dalam masa intra
uterin merupakan guide yang diperlukan dalam desenskus testikulorm, processus
ini seharusnya menutup. Bila testis tidak sampai ke skrotum, processus ini
tetap akan terbuka, atau bila penurunan baru terjadi 1 – 2 hari sebelum
kelahiran, processus ini belum sempat menutup dan pada waktu lahir masih tetap
terbuka.
b.
Faktor
utama
Terjadi setelah
operasi sebagai akibat gangguan penyembuhan luka.
c.
Faktor
umur dan jenis kelamin
Orang tua lebih
sering daripada anak muda, pria lebih banyak dari pada wanita.
d.
Faktor
adipositas
Pada orang gemuk
jaringan lemaknya tebal tetapi dinding ototnya tipis sehingga mudah terjadi
hernia.
e.
Faktor
kelemahan muskulo aponeurosis
Biasanya ditemukan
pada orang kurus.
f.
Faktor
tekanan intra abdominal
Ditemukan pada
orang-orang dengan batuk yang kronis, juga pada penderita dengan kesulitan
miksi seperti hypertrofi prostat, gangguan defekasi, serta pada orang yang
sering mengangkat berat.
5. Gejala-gejala
a. Pada orang dewasa
1.) Laki-laki
-
Benjolan
di daerah inguinal dapat mencapai skrotum.
-
Benjolan
timbul bila berdiri atau mengejan dan bila berdiri lama/mengejan kuat maka
benjolan makin membesar.
-
Terasa
nyeri bila terjadi incarserata dan terasa kram apabila benjolannya besar.
2.) Wanita
·
Benjolan
dapat mencapai labium majus.
b. Pada anak-anak
Bila
menangis, timbul benjolan pada abdomen bagian bawah, dapat mencapai skrotum
atau labium majus, bila berbaring benjolan akan hilang karena isi kantong
hernis masuk ke dalam kavum abdomen.
6. Komplikasi
Komplikasi
hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi
hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponibel ; ini dapat
terjadi kalau isi hernia terlalu besar atau terdiri dari omentum, organ
ekstraperitoneal (hernia geser) atau hernia acreata.
Pada
hernia skrotalis acreata terjadi perlengketan antara isi hernia dengan kantong
dengan kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
Hernia ini harus dibedakan dari hidrokel, testis yang teraba dapat dipakai
sebagai pegangan untuk membedakannnya.
7. Diagnosis
Gejala
dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia
reponibel keluhan satu-satunya adalah benjolan dilipat paha yang muncul pada
waktu berdiri, batuk bersin, atau mengedan, dan menghilang setelah berbaring.
Tanda
klinik pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Apabila suatu hernia
skrotalis tidak dapat dikembalikan maka ini harus dibedakan dari lesi-lesi di
dalam skrotum. Apabila hernia dapat dikembalikan, akan menunjukkan sifat-sifat
suatu hernia indirek, dan setelah pulih biasa diikuti ke atas lewat kanalis
inguinalis ke anulus abdominalis internus.
8. Penatalaksanaan
Pengobatan
konservatif terbatas mulai tindakan melakukan reposisi. Dan pemakaian penyangga
atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Pada
kasus hernia skrotalis acreata, pengobatan konservatif atau melakukan reposisi
jarang berhasil apalagi sudah terjadi perlengketan, maka pengobatan operasi
merupakan satu-satunya pengobatan hernia skrotalis acreata. Indikasi operasi
sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri
dari herniotomi dan hernioplastik. Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong
hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada
perlengketan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin
lalu dipotong.
Pada
hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. (sumber BukuAjar
Ilmu Bedah, oleh R. Sjamsuhudajat dan Wim de Jong).
B. Konsep Dasar Asuhan
Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu
pemecahan masalah yang dinamis dalam usaha memperbaiki atau memelihara klien sampai
ke taraf optimum, melalui pendekatan yang sistematis untuk mengenal dan
membantu klien untuk memenuhi kebutuhannya (sinopsis dasar-dasar keperawatan).
Pelaksanaan asuhan keperawatan ini melalui pendekatan proses keperawatan yang
terdiri dari empat tahap :
1. Pengkajian.
2. Perencanaan.
3. Pelaksanaan.
4. Evaluasi.
Yang
masing-masing saling berkesinambungan dan berkaitan satu sama lain.
- Pengkajian
Pengkajian
adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya
sehingga dapat diketahui kebutuhan perawatan klien tersebut.
Pengkajian
meliputi :
a. Pengumpulan data.
b. Klasifikasi data.
c. Analisa data.
d. Penentuan diagnosa.
a. Pengumpulan data.
Merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk menggali data dari berbagai sumber yang mendukung
dan mempengaruhi timbulnya masalah. Sumber data tersebut berasal dari klien,
keluarga, perawat, dan tim kesehatan lainnya, status serta pemeriksaan
laboratorium dan radiologi.
Metode
pengumpulan data :
-
Identitas
pasien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan alamat.
-
Identitas
penanggung : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, alamat, hubungan keluarga.
-
Riwayat
kesehatan, antara lain : meliputi riwayat masa lalu dan riwayat kesehatan masa
lalu dan riwayat kesehatan sekarang yang menyebabkan klien datang berobat ke
rumah sakti, misalnya adanya keluhan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri
bertambah bila melakukan aktivitas, dan nyeri bertambah bila melakukan
aktivitas, dan adanya benjolan besar pada daerah skrotum.
-
Riwayat
kesehatan keluarga, mencakup di dalamnya genogram tiga generasi dan riwayat
kesehatan anggota keluarga.
-
Pemeriksaan
fisik
Data
pokok yang perlu dikaji pada klien post operasi Giant Hernia Skrotalis Acreata
Dextra adalah meliputi :
·
Status
fisik
Pasien yang baru
selesai operasi, mungkin BB belum sepenuhnya terbebas dari pengaruh obat bius
sehingga dapat timbul masalah-masalah seperti : kesadaran yang belum pulih,
keadaan umum yang belum membaik, tanda-tanda vital belum stabil.
·
Status
pernafasan.
Pada pasien post
operasi dapat mengalami gangguan pernafasan sebagai efek dari obat anastesi dan
tindakan pembedahan itu sendiri.
·
Sirkulasi
darah.
Sebagai efek dari
obat anastesi, sering keadaan sirkulasi darah terganggu seperti terjadinya
penurunan tekanan darah.
·
Rasa
aman dan nyaman.
Adanya bekas luka
operasi menyebabkan nyeri dan klien belum mandi selama dua hari sehingga
menimbulkan perasaan kurang aman dan nyaman.
·
Keadaan
aktivitas dan gerak.
Pasien biasa
mengalami gangguan aktivitas dan gerak akibat adanya rasa nyeri pada luba post
operasi.
·
Keadaan
cairan dan nutrisi.
Dengan adanya keluhan
kurang nafsu makan, dapat mempengaruhi kebutuhan cairan dan nutrisi pasien.
b. Klasifikasi data
Setelah
data dikumpulkan, maka data itu dikelompokkan menjadi dua yaitu data subjektif
dan data objektif.
* Data subjektif :
-
Klien
mengeluh nyeri pada luka post operasi.
-
Klien
mengeluh terasa lemah seluruh badan.
-
Klien
mengeluh aktivitasnya terbatas.
-
Klien
mengatakan kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat tidur.
-
Klien
mengeluh nafsu makan kurang.
-
Klien
mengatakan belum mandi sudah dua hari.
* Data objektif :
-
Nampak
luka operasi pada abdomen yang dibalut verband.
-
Nampak
terpasang infus RL, 28 x tts/menit pada ekstremitas kanan bagian bawah.
-
Nyeri
tekan pada luka operasi.
-
Nampak
klien lemah.
-
Nampak
klien batuk.
-
Ekspresi
wajah meringis bila datang nyeri.
-
Sklera
nampak ikterus.
-
Konjungtiva
nampak pucat.
-
Bibir
nampak pecah-pecah dan lidah kotor.
-
Badan
klien nampak kotor dan kusam.
-
Tanda-tanda
vital :
Tekanan
darah : 130/90 mmHg.
Nadi : 88
x/menit.
Pernafasan : 24
x/menit.
Suhu : 36,5 0C
c. Analisa data
Dengan
melihat data subjektif dan data objektif dapat menentukan permasalahn yang
dihadapi klien dan dengan memperhatikan masalah dapat diketahui penyebab sampai
pada efek masalah tersebut. Dari analisa data inilah dapat ditentukan diagnosa
keperawatan yang muncul.
d. Masalah
Masalah
yang muncul pada klien dengan Hernia Skrotal Acroata Dextra adalah :
-
Nyeri.
-
Gangguan
aktivitas.
-
Resiko
infeksi.
-
Gangguan
pemenuhan nutrisi.
-
Defisit
perawatan diri kurang.
e. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan
dengan keadaan yang mungkin terjadi pada klien dengan post operasi hernia
skrotalis acreata seperti yang telah diuraikan pada bagian masalah maka dapat
ditegakkan diagnosa keperawatan yang dapat muncul adalah :
1.) Nyeri berhubungan dengan
terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi, ditandai dengan :
Data
subjektif :
-
Klien
mengeluh nyeri pada luka operasi.
Data objektif :
-
Nampak
luka operasi pada abdomen yang dibalut verband.
-
Ekspresi
wajah meringis bila datang nyeri.
-
Nyeri
tekan pada luka operasi.
-
Nampak
klien batuk.
-
Tanda-tanda
vital :
-
Tekanan
darah : 130/90 mmHg.
-
Nadi : 88
x/menit.
-
Pernafasan : 24
x/menit.
-
Suhu : 36,5 0C
2.) Gangguan aktivitas
fisik berhubungan dengan adanya luka operasi dan kelemahan fisik, ditandai
dengan :
Data
subjektif :
-
Klien
mengeluh terasa lemah seluruh badan.
-
Klien
mengatakan aktivitasnya terbatas.
-
Klien
mengatakan kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat tidur.
Data
objektif :
-
Nampak
klien lemah.
-
Aktivitas
terbatas.
-
Nampak
kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat tidur.
3.) Resiko infeksi berhubungan
dengan adanya luka operasi, ditandai dengan :
Data
subjektif : -
Data
objektif :
-
Nampak
luka operasi pada abdomen yang dibalut verband.
-
Nampak
terpasang infus RL 28 tts/menit pada ekstremitas kanan bagian bawah.
-
Nyeri
tekan pada luka operasi.
4.) Gangguan pemenuhan
nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, ditandai dengan :
Data
subjektif :
-
Klien
mengeluh nafsu makan kurang.
Data
objektfif :
-
Klien
nampak lemah.
-
Sklera
nampak ikterus.
-
Konjungtiva
nampak pucat.
-
HB
13,8 gram/dl.
5.) Defisit perawatan
diri berhubungan dengan kelemahan fisik, ditandai dengan :
Data subjektif :
-
Klien
mengatakan belum mandi sudah dua hari.
Data objektif :
-
Badan
klien nampak kotor dan kusam.
-
Bibir
nampak pecah-pecah dan lidah kotor.
2.
Perencanaan
Dalam
perencanaan ini meliputi tujuan, kriteria evaluasi, rencana tindakan dan
rasional tindakan. Adapun rencana tindakan keperawatan pada klien dengan post
operasi giant hernia skrotalis acreata adalah sebagai berikut :
a.
Nyeri
berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi.
Tujuan : Nyeri
dapat berkurang
Kriteria : Klien
mengungkapkan nyeri berkurang dan ekspresi wajah normal.
Intervensi
:
1.) Kaji karakteristik
nyeri.
Rasional : Mengetahui
tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien sebagai acuan untuk intervensi
selanjutnya.
2.) Ukur tanda-tanda
vital.
Rasional : Mengetahui
kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
3.) Ajarkan tehnik
relaksasi.
Rasional : Untuk
merelaksasi otot sehingga mengurangi rasa nyeri.
4.) Ajarkan nafas dalam
dan batuk yang efektif.
Rasional : Dengan
nafas dalam dan batuk yang efektif dapat mengurangi tekanan darah pada abdomen
yang dapat menimbulkan rangsangan nyeri.
5.) Penatalaksanaan
pemberian obat analgetik.
Rasional : Obat
analgetik dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri.
b.
Gangguan
aktivitas fisik berhubungan dengan adanya luka operasi dan kelemahan fisik.
Tujaun : Aktivitas
fisik dapat terpenuhi.
Kriteria : Klien
tidak mengeluh lagi lemah seluruh badan dan kebutuhan sehari-hari dapat
terpenuhi sebagian.
Intervensi
:
Kaji
tingkat aktivitas.
Rasional : Mengetahui
tingkat kemampuan dalam memenuhi kebutuhan ADL sebagai pedoman untuk intervensi
selanjutnya.
Dekatkan
kebutuhan yang dibutuhkan oleh klien.
Rasional : Memudahkan
klien untuk melakukan aktivtas sehari-hari secara mandiri.
Beri
kesempatan klien untuk melakukan aktivitas mandiri.
Rasional : Untuk
mengetahui kemajuan yang dirasakan oleh klien selama dirawat.
Bantu
ambulasi secara bertahap.
Rasional : Ambulasi
yang tidak bertahap dapat menyebabkan kelelahan dan ambulasi bertahap dapat
mencegah terjadinya resiko cedera.
Libatkan
keluarga dalam perawatan mobilitas fisik.
Rasional : Partisipasi
keluarga dalam membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan mobilitasnya.
c. Resiko infeksi
berhubungan dengan adanya luka operasi.
Tujuan : Resiko
infeksi tidak terjadi.
Kriteria : Luka
sembuh dengan baik, verband tidak basah dan tidak ada tanda-tanda infeksi
(kalor, dolor, rubor, tumor).
Intervensi
:
1.) Kaji tanda-tanda
infeksi dan vital sign.
Rasional : Mengetahui
tanda-tanda infeksi dan menentukan intervensi selanjutnya.
2.) Gunakan tehnik septik
dan antiseptik.
Rasional : Dapat
mencegah terjadinya kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.
3.) Ganti verband.
Rasional : Verband
yang basah dan kotor dapat menjadi tempat berkembang biaknya kuman penyebab
infeksi.
4.) Berikan penyuluhan
tentang cara pencegahan infeksi.
Rasional : Memberikan
pengertian kepada klien agar dapat mengetahui tentang perawatan luka.
5.) Penatalaksanaan
pemberian obat antibiotik.
Rasional : Obat
antibiotik dapat membunuh kuman penyebab infeksi.
d. Gangguan pemenuhan
nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
Tujuan : Nutrisi
klien dapat terpenuhi.
Kriteria : Klien
mengungkapkan nafsu makan baik, badan tidak lemah, dan HB normal.
Intervensi
:
1.) Kaji intake dan out
put klien.
Rasional : Untuk
mengetahui kebutuhan nutrisi dan merupakan asupan dalam tindakan selanjutnya.
2.) Anjurkan klien untuk
makan dalam porsi kecil tapi sering.
Rasional : Dapat
mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan sedikit demi sedikit.
3.) Anjurkan klien untuk
menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Rasional : Agar
menambah nafsu pada waktu makan.
4.) Anjurkan untuk banyak
makan sayuran yang berwarna hijau.
Rasional : Sayuran
berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah tenaga.
5.) Libatkan keluarga
dalam memenuhi nutrisi klien.
Rasional : Partisipasi
keluarga dapat meningkatkan asupan nutrisi untuk kebutuhan energi.
e. Defisit perawatan
diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan : Personal
hygiene dapat terpenuhi.
Kriteria : Klien
dapat mandi sendiri dan akhirnya badan klien nampak bersih dan tidak kusam.
Intervensi
:
1.) Kaji kemampuan
merawat diri klien.
Rasional : Mengetahui
sejauh mana kemampuan klien merawat diri sebagai pedoman melakukan intervensi
selanjutnya.
2.) Dekatkan kebutuhan
yang dibutuhkan/diperlukan.
Rasional : Memudahkan
pasien melakukan perawatan diri sendiri.
3.) Berikan kesempatan
untuk melakukan perawatan mandiri.
Rasional : Melatih
pasien agar dapat melakukan perawatan dirinya sendiri.
4.) Mandikan pasien di
tempat tidur.
Rasional : Memberikan
perasaan nyaman dan segar pada diri klien.
5.) Berikan bedah setelah
mandi, pakaikan baju bersih, sisir rambut dan gunting kuku jika panjang.
Rasional : Memberikan
kesegaran pada diri pasien dan mencegah terjadinya iritasi pada kulit.
6.) Libatkan keluarga
dalam merawat pemenuhan ADL klien.
Rasional : Dengan
melibatkan keluarga klien merasa diperhatikan oleh keluarganya.
- Implementasi
Implementasi adalah merupakan
pengelolaan dan perwujudan dari rencana perawatan yang telah ditentukan atau
dibentuk. Dalam perwujudan dan rencana perawat implementasi dapat dilakukan
atau dilaksanakan oleh :
Perawat
implementasi dapat dilakukan atau dilaksanakan oleh :
a.
Yang
menyusun rencana perawatan.
b.
Atau
dapat didelegasikan kepada perawat lain yang dipercaya untuk melaksanakan
tindakan perawatan.
- Evaluasi
Dalam melakukan evaluasi, sesuai dengan
waktu dan target yang telah ditentukan dalam tujuan. Sambil memberikan asuhan
keperawatan, perawat terus menerus mengumpulkan data baru dari klien yang nanti
akan digunakan untuk bahan evaluasi pencapaian tujuan, maka perawat melihat
kembali pada pernyataan tujuan dalam rencana keperawatan yang telah ditetapkan.
a. Prilaku klien yang
bagaimanakah yang dinyatakan dalam tujuan.
b. Adakah klien itu
dapat menunjukkan perubahan prilaku yang diharapkan dalam pernyataan tujuan.
Untuk dapat melihat bahwa tujuan itu
tercapai, sebagian tercapai dan tidak tercapai, dapat dibuktikan dari prilaku
klien.
Posting Komentar untuk "Laporan Pendahuluan Hernia"