FISIOLOGI CAIRAN TUBUH
A. PENDAHULUAN
Cairan tubuh merupakan faktor penting
dalam berbagai proses fisiologis di dalam tubuh. Dapat dikatakan kemampuan kita
untuk dapat bertahan hidup sangat tergantung dari cairan yang terdapat dalam
tubuh kita. Oleh karena itu, terdapat berbagai mekanisme yang berfungsi untuk
mengatur volume dan komposisi cairan tubuh agar tetap dalam keadaan seimbang / homeostasis dan juga didalam proses
perubahan lingkungan external (adaptasi) .
Sehingga keseimbangan internal
(homeostasis) dan Penyesuaian terhadap
perubahan lingkungan sekitar (adaptasi) sangat diperlukan untuk dapat bertahan
dalam dunia yang selalu berubah.
B. PERTUKARAN CAIRAN TUBUH
a.
Pemasukan Air
Pemasukan air setiap harinya terutama terjadi melalui oral ( minuman
dan makanan), dimana kira-kira 2/3 dari
jumlah air ini masuk dalam bentuk air murni atau minuman lainnya , sedangkan
sisanya masuk sebagai makanan yang dimakan .
Sebagaian kecil air dalam tubuh berasal dari proses oksidasi hidrogen di dalam makanan ; yang jumlahnya berkisar
antara 150 samapi 250 ml/hari,
tergantung dari kecepatan metabolisme seseorang. Jumlah cairan yang masuk,
termasuk hasil sintesa di dalam tubuh berkisar 2300 ml/hari.
b.
Pengeluaran Air
Pengeluaran cairan dari tubuh dalam keadaan normal sebagaian besar terjadi melalui urine yang jumlahnya sekitar 1400 ml/hari. Namun dalam
keadaan tertentu, seperti pada latihan yang berat kehilangan cairan
yang terbesar terjadi melalui pengeluaran
keringat , dan sedikit pada tinja.
SUHU
SUHU LATIHAN BERAT
|
Tabel 2.2. Tabel pertukaran cairan tubuh
c.
Insensible Water Loss
Insensible
Water Loss merupakan hilangnya cairan
melalui proses difusi yaitu kulit dan proses evaporasi melalui saluran
pernapasan . Kehilangan cairan melalui proses ini tidak dapat dirasakan
mekanismenya. Kehilangan cairan melalui kulit yang rata-rata berkisar 350 ml/hari
terjadi oleh karena berdifusinya molekul air melalui sel-sel kulit.
Berdifusinya cairan melalui kulit dibatsi oleh adanya lapisan epithel bertanduk
yang mengandung cholesterol. Pada penderita luka baker yang luas , lapisan ini
mengalami kerusakan , sehingga proses difusi akan meningkat, dan kehilangan
cairan akan meningkat jumlahnya, sampai dapat mencapai 3-5 liter/hari. Pada
tabel dibawah ini dapat dilihat jumlah kehilangan cairan tubuh.
C. KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
Cairan ekstrasel mengandung banyak kation Na+ , Cl- , dan HCO3- dan bahan nutrisi untuk sel , seperti oksigen, glukosa, asam lemak, asam amino , CO2 yang ditransport dari sel menuju ke paru-paru untuk disekresi , serta berbagai hasil metabolisme dari sel yang akan dieskresi melalui ginjal. Sedangkan cairan ekstrasel mengandung sedikit kation K+, Ca+2 , Mg+2 , dan anion HPO4-2 serta SO4-2.
Perbedaan anatar jumlah kation utama plasma Na+ dan K+ , serta anion Cl- dan HCO3- disebut sebagai anion gap , yang merupakan perbedaan antara kation dan anion yang dapat diukur . Sekitar 2/3 dari ion yang tidak dapat diukur adalah berasal dari protein plasma , sisanya adalah fosfat dan sulfat. Normalnya , anion gap yang dapat dihitung adalah 8 mEq/L sampai 16 mEq/L. Nilai diatas 30 mEq/L biasanya berasal dari asam organik seperti asam laktat atau berasal dari anion inorganik seperti sulfat dan fosfat pada keadaan uremic acidosis. Komposisi cairan tubuh dapat dilihat pada tabel dan diagram dibawah ini :
KOMPOSISI Plasma
Intersterstitel
Intrasel |
Tabel 2.3. Komposisi elektrolit cairan tubuh
Komposisi antara plasma dan cairan interstitial umumnya sama, namun terdapat perbedaan dalam konsentrasi proteinnya. Perbedaan ini disebabkan oleh karena kapler endhotel permiabel terhadap air dan bahan-bahan dengan berat molekul kecil, seperti ion-ion inorganic, glukosa dan urea, tetapi permiabilitasnya terbatas terhadap partikel besar seperti protein dan lemak.
D. PERTUKARAN CAIRAN TUBUH
Ada
2 proses yang terjadi pada pertukaran cairan tubuh ;
1. Proses
difusi/filtrasi ; adalah perpindahan suatu zat dari daerah yang
berkonsentrasi / tekanan tinggi ke kedaerah yang berkonsentrasi rendah. Seperti
: difusi O2 dari kapiler ke jaringan tubuh. Pada proses difusi dipengaruhi oleh
faktor-faktor sesuai dengan Hukum Starling force :
Filtrasi = K (
Pc -
Pi ) - ( Poc - Poi )
K = Koefisien filtrasi kapiler
Pc = Tekanan hidrostatis kapiler
Pi = Tekanan hidrostatis intersitiel
Poc = Tekanan onkotik kapiler
Poi = Tekanan onkotik interstitiel
2. Proses osmosis : adalah perpindahan cairan pelarut dari daerah berkonsentrasi rendah ke berkonsentrasi tinggi melalui membran semipermiabel. Seperti : Perendaman suatu sel dalam cairan yang hipertonik / konsentrasi pelarut tinggi maka sel akan mengkerut , begitpula sebaliknya.
E. GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
A. Edema
Edema berasal dari bahasa Yunani yang
artinya bengkak, akibat akumulasi cairan yang berlebihan. Pada umumnya edema terjadi pada ruang
ekstrasel, terutama pada ruang
interstitiel. Namun edema dapat juga terjadi pada ruang intrasel, akibat proses peradangan
pada jaringan yang memneyebabkan permiabilitas membran meningkat dan
memungkinkan ion Na+ dan ion lainnya yang disertai air masuk ke
dalam sel. Adapun Faktor-faktor penyebab terjadinya edema :
1. Meningkatnya tekanan kapiler
A. Meningkatnya
tekanan vena : gagal jantung, obstruksi
vena lokal, gagalnya pompa vena.
B. Retensi Na dan air : gagal ginjal
C. Menurunnya
resistensi arteriole : demam, paralisis
saraf simpatis, efek obat vasodilator
2. Menurunnya tekanan koloid plasma
A.
Kehilangan protein lewat urine : Sindroma Nefrotik
B. Kehilangan protein lewat kulit : Luka,
luka bakar
C. Kegagalan produksi protein : peny.
hati, KKP
3. Meningkatnya permeabilitas kapiler
A. Reaksi imun yang menyebabkan pelepasan
histamin
B. Toksin
C. Infeksi bakteri
D.
Defisiensi vitamin, utamanya vit.C
E. Iskemia
F. Luka bakar
4. Obstruksi saluran limfe
A. Kanker
yang menyumbat sal. Limfe
B. Sumbatan
kelenjar limfe oleh infeksi; filariasis
C. Kelainan
kongenital dari pembuluh limfe
F. Dehidrasi
Dehidrasi
secara klinis berarti kekurangan air dan elektrolit. Istilah dehigrasi sering
disalah-gunakan dengan hipovolemia yang berarti berkurangnya cairan
intravaskular. Dehidrasi dapat disebabkan oleh berbagai keadaan seperti :
a. Hilangnya cairan melalui sal. cerna
- Muntah
- Peritonitis
- diare
- Fistula
- obstruksi usus
b. Hilangnya cairan melalui ginjal ;
- Insufisiensi adrenal
- Diabetes insipidus
- Diuresis osmotik
- Diuresis berlebihan
c.
Hilangnya cairan melalui kulit dan sal. Napas;
- Keringat berlebihan
- Keganasan paru
- Luka bakar
Jenis-Jenis Dehidrasi
1. Dehidrasi isoosmotik : Diare, muntah, eksudasi plasma ,pada luka bakar
2. Dehidrasi hiperosmotik : Intake air kurang, diabetes insipidus, demam, evaporasi kulit berlebihan
3. Dehidrasi hipoosmotik : Hilangnya NaCl pada insufisiensi adrenal
Pengetahuan tentang penyebab dan jenis – jenis dehidrase penting , agar penatalaksanaan dan pemberian cairan melalui intravenous secara tepat, seperti jenis dehidrasi hipoosmotik diberikan cairan yang hipertonik ( Albumin, dextran Glukosa 10% dan 40%), dehirasi hiperosmotik diberikan cairan hipotonik ( Nacl 0,5%, Glukosa 0.25%), dan dehidrasi isoosmotik dengan cairan isotonik ( Ringer Laktat, NaCl 0.9%, Glukosa 5%).
Posting Komentar untuk "MENGENAL FISIOLOGI CAIRAN TUBUH"