Pengetahuan Umum Tentang Kanker Payudara

Anatomi dan Fisiologi Payudara Wanita

Anatomi dan Fisiologi Payudara


Payudara terletak pada dinding dada depan antara fasiapectoralis superfisialis dan fasia profunda. Jaringan payudara terdiri dari 15-20 lobus. Tiap lobus terbentuk oleh bagian yang lebih kecil di sebut lobulus dan asini. Masing-masing lobulus melewati jaringan kelenjar dan berkumpul menuju ke papilla yang di kelilingi oleh areola mamma. 

Pada papilla mamma duktus tadi melebar membentuk ampulla dan dari ampulla keluar beberapa saluran kecil yang bermuara ke puting susu. Setiap lobus, lobulus dan asini di kelilingi oleh jaringan lemak dan jaringan ikat fibrous yang melekat ke fasia superfisialis dan kulit. Jaringan lemak dan ligamentum suspensium membantu menyokong, sehingga memungkinkan payudara bergerak pada dinding dada.

Payudara merupakan target organ kelenjar endokrin yang di pengaruhi oleh level hormon dalam darah. Waktu pubertas kelenjar ini di pengaruhi oleh hypotalamus, hypofise anterior dan ovarium. Ovarium menghasilkan hormon estrogen yang menyebabkan sel-sel duktus berproliferasi, volume jaringan bertambah serta terjadi penumpukan lemak.

Pada orang dewasa perkembangan dan pematangan payudara di pengaruhi oleh kerja hormon estrogen dan progesteron bersama-sama sesudah ovulasi. Pada umur 3-4 hari sebelum haid, peninggian level progesteron dan estrogen menyebabkan vaskularisasi bertambah, pertumbuhan duktus dan alveolus di sertai penimbunan butir-butir lemak dalam sitoplasma.

Sebagai respon akibat stimulasi hormonal pada waktu menstruasi, semua jaringan payudara berkembang dengan daerah-daerah kecil bermacam-macam tingkat noduler, dan pada waktu hamil perubahan-perubahan tersebut lebih hebat lagi. Sel-sel alveolar di persiapkan untuk mensintesis ASI sehingga dapat di produksi pada waktu ibu bersalin atau sesudah bersalin. Pada menopause, aktivitas ovarium hilang dan payudara sendiri hanya terdiri jaringan ikat dan saluran-saluran kelenjar (Gani W. Tambunan,1993).

Tentang Kanker Payudara

Kanker payudara adalah kanker yang berasal dari parenkim, stroma, areola dan papilla mamma termasuk tumor filloides maligna. Kanker yang berasal dari kulit payudara tidak di golongkan ke dalam kanker payudara tetapi di golongkan sebagai kanker kulit.

Kanker di takuti oleh karena kanker dapat menyebabkan penderitaan pada manusia, menimbulkan cacat, rasa nyeri hebat dan yang paling menakutkan adalah kanker dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya pada semua tingkat usia.

Kanker payudara merupakan tumor ganas pada wanita dengan frekuensi nomor dua di Indonesia setelah kanker leher rahim. Kondisinya hampir sama pada semua rumah sakit di Indonesia, yaitu datang sudah dalam keadaan terlambat, di mana keadaan penyakit untuk di lakukan tindakan pembedahan kuratif tidak memungkinkan lagi.

Apa itu Menarche..?

Menarche adalah menstruasi pertama, biasanya terjadi antara 12-13 tahun, yaitu dalam rentang usia 10-16 tahun. Dalam keadaan normal, menarche di awali dengan periode pematangan yang dapat memakan waktu 2 tahun. Selama selang waktu ini, ada serangkaian peristiwa yang terjadi, berupa perkembangan payudara, pertumbuhan rambut pubis dan aksila, dan pertumbuhan badan yang cepat. Umumnya, jarak siklus berkisar dari 15 sampai 45 hari, dengan rata-rata 28 hari. Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari, dengan rata-rata 4-6 hari. Dalam menstruasi biasanya tidak membeku. Jumlah kehilangan darah tiap siklus berkisar dari 60-80 ml.

Apa itu Paritas

Paritas adalah frekuensi kelahiran anak baik lahir hidup maupun lahir mati, hal ini berhubungan dengan jumlah kehamilan. 

Etiologi

Penyebab kanker payudara sampai saat ini belum di ketahui dengan jelas. Faktor endogen yang di duga memegang peranan dalam proses kejadian tumor ini adalah faktor hormon estrogen. Namun bagaimana mekanisme kejadiannya belum jelas diketahui. Menarche yang lebih dini, hamil pertama terlambat atau mandul merupakan predisposisi menderita kanker payudara. Akan tetapi pemberian estrogen dan progesteron yang biasa di pergunakan menekan ovulasi (kontrasepsi) belum terbukti berpengaruh meningkatkan angka kejadian kanker payudara, bahkan pada golongan pemakai pil kontrasepsi, kejadian tumor jinak lebih sedikit di banding dengan populasi tanpa pil (Gani W. Tambunan,1993).

Selain faktor endogen, kemungkinan ada juga faktor eksogen. Virus tumor payudara yang dapat menimbulkan kanker payudara pada tikus di tulis oleh Bitter pada tahun 1936. sebagai akibatnya banyak petunjuk adanya virus serupa pada kanker payudara manusia, tetapi kesimpulannya belum begitu meyakinkan sampai saat ini.

Faktor eksogen lainnya yakni makanan, di duga ada kaitannya dengan insiden kanker payudara. Kejadian kanker payudara pada wanita Jepang lima kali lebih kecil di banding dengan wanita barat. Terdapat pendapat kuat pada suatu tesis, bahwa makanan dengan kandungan lemak tinggi merupakan predisposisi penting.

Pertumbuhan

Kanker payudara sebagian besar merupakan karsinoma. Neoplasma ini 90% berasal dari duktus laktiferus dan sisanya 10% dari epitel duktus terminal. Pertumbuhan tumor di mulai pada duktus kemudian meluas pada jaringan stroma yang sering di sertai pembentukan jaringan ikat padat, dan reaksi radang. Kemudian tumor membentuk konfigurasi jari ke arah fasia dan membuat perlengketan, sedang ke arah kulit menimbulkan kongestif pembuluh getah bening yang membuat gambaran kulit mirip dengan kulit jeruk (peau d’orange) yang lambat laun dapat terjadi ulserasi pada kulit.

Pertumbuhan kanker bervariasi dari yang lambat sampai yang sangat cepat. Para pakar juga melaporkan kanker payudara secara klinik tumbuh laten dan bahkan ada yang mengalami regresi. Hal ini bergantung pada daya tahan tubuh penderita dan perangai (behaviour) tumor. Daya pertahanan penderita biasanya di sponsori oleh jaringan limfoid. Efek reaksi imunologik ini berpengaruh terhadap pertumbuhan tumor. Perangai pertumbuhan subtipe kanker payudara tidak sama, ada yang lambat dan ada yang cepat. Perpaduan kedua faktor ini penting dalam menentukan derajat keganasan ataupun prognosis. 

Ukuran tumor merupakan parameter untuk evaluasi kecepatan tumbuh tumor. Semakin besar tumor, prognosisnya semakin buruk.

Klasifikasi Hispatologi

1. Kanker noninvasif (in situ)

a. Kanker intraduktus

b. Kanker Intralobuler

2. Kanker infasif

a. Kanker duktus invasif

b. Kanker duktus invasif dengan predominan komponen intraduktus

c. Kanker lobuler invasif

d. Kanker tubuler

e. Kanker moduler

f. Kanker Papiler

g. Kanker mukoid

h. Kanker adenoid kistik

i. Kanker apokrin

j. Kanker sel skuamos

3. Kanker Paget

Identifikasi subtipe hispatologi kanker payudara penting karena ada kaitannya dengan aspek klinik yaitu prediksi metastasis, terapi dan prognosis.

Kanker noninvasif, massa sel tumor terdapat hanya pada intraduktus atau intralobuler. Prognosis baik, namun jumlah penderita terhitung sedikit, hanya 5% dari seluruh kanker payudara. Bentuk yang paling sering adalah kanker komedo dari seluruh kanker payudara, kanker papiler intraduktus dan intralobuler.

Kanker duktus invasif merupakan jenis terbanyak, kira-kira 5% dari kanker payudara di tambah 20-30% yang berkombinasi dengan jenis lainnya. Massa sel tumor solid, bentuk dan besar bervariasi, tersusun berupa kord ataupun sarang-sarang yang di batasi jaringan ikat dan sering di sertai reaksi desmoplastik. Kanker lobuler, terdapat 5%-10% dari kanker payudara. Tumor berasal dari epitel duktus terminal, sering bilateral atau tumbuh multisentrik. Massa sel tumor terdiri dari sel gradasi tinggi, berada pada daerah lobuler. Prognosis tidak jauh berbeda dengan kanker duktus invasif.

Kanker noduler, jarang ditemukan. Tumor sering besar dan soliter terbatas. Massa sel tumor tersusun berkelompok, sel lebih besar, pleomorfik dan nukleoli menonjol. Di sekitar atau di antara massa tumor terdapat sabukan. 


Posting Komentar untuk "Pengetahuan Umum Tentang Kanker Payudara"