Hospitalisasi adalah
keadaan di mana orang sakit berada
pada lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan
dalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat mengatasi atau meringankan penyakitnya.
Bagi anak hospitalisasi merupakan pengalaman yang penuh dengan stress. Kondisi
yang timbul akibat tidak efektifnya koping perilaku saat menjalani rawat inap
disebut dengan stress hospitalisasi.
Reaksi anak terhadap stress
hospitalisasi dipengaruhi oleh pengalaman tentang sakit, perkembangan usia,
perpisahan dengan orang tua/teman/ dukungan sistem pelayanan, kemampuan koping
dan keseriusan penyakitnya.
Perawat didefinisikan sebagai orang yang karena pendidikannya dan
kemampuannya, mengobservasi, mengintreprestasikan serta menilai perawatan dan
pengobatan pada pasien.
Peran perawat dalam mengurangi steress akibat hospitalisasi sebagai berikut :
Meminimalkan dampak
perpisahan.
Rooming adalah
kondisi dimana orang tua dan
anak tinggal bersama, sehingga orang tua
dapat selalu kontak dengan anaknya. jika tidak bisa melakukan
perawatan bersama maka sebaiknya orang tua dapat melihat anaknya setiap saat untuk
mempertahankan kontak/komunikasi antara orang tua dan anak.
Partisipasi orang tua pada saat menunggui anaknya saat sakit diharapkan dapat merawat anak sakit terutama dalam
perawatan yang bisa dilakukan misalnya, memberikan kesempatan pada orang tua untuk menyiapkan
makanan pada anak atau memandikan anak.
Membuat model ruang perawatan seperti ruangan di rumah, misalnya dengan mengatur dekorasi dinding dengan memakai
poster/kartu gambar sehingga anak merasa aman jika berada di ruang tersebut.
Mencegah kehilangan kontrol
Melakukan Pembatasan fisik/imobilisasi ektrimitas
pada anak bertujuan untuk
mempertahankan alairan infus dapat dicegah jika anak kooperatif. Bagi anak yang dilakukan perawatan isolasi, sebaiknya dilakukan manipulasi lingkungan untuk meningkatkan
kekebasan sensori misalnya menempatkan tempat tidur anak dekat dengan pintu
atau jendela atau dapat memberikan music
untuk
membuat anak merasa nyaman dilakukan tindakan.
Untuk mencegah adanya perubahan dalam kegiatan rutinitas akibat dari
pembatasan aktivitas fisik seperti
berpakaian , mandi , makan , kencing , berak dan interaksi sosial dapat dilakukan dengan
cara pembuatan jadwal kegiatan tentang prosedur pengobatan, bermain dan
menonton tv dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil keputusan
(melibatkan dalam perencanaan perawatan sehingga mengurangi ketergantungan).
Meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan dan nyeri
Jika melakukan
perawatan pada anak sedikit berbeda perlakuannya jika pasien adalah orang
dewasa, sebaiknya dilakukan Persiapan pada anak terhadap prosedur yang menimbulkan rasa sakit.
Hal ini menjadi penting
untuk mengurangi ketakutan pada anak.
Sebagai Perawat sebaiknya dapat menjelaskan kepada anak tersebut,
tentang prosedur apa yang
akan dilakukan serta dukungan dari keluarga untuk meyakinkan
bahwa akan terasa sakit jika dilakukan prosedur tersebut, harapannya adalah sang anak tidak
kaget dan berontak saat dilakukan prosedur tindakan yang membuatnya tidak
nyaman.
Melakukan Manipulasi prosedur juga dapat membantu
mengurangi ketakutan anak
akibat perlukaan pada
tubuhya, misalnya jika anak takut diukur melalui anus , maka
dapat dilakukan melalui ketiak/axilla, disamping itu melakukan permainan untuk mengurangi ketakutan anak sebelum diberikan tindakan keperawatan
juga
terbukti efektif.
Posting Komentar untuk "Peran Perawat Dalam Meminimalkan Stress Akibat Hospitalisasi"