ASUHAN KEPERAWATAN AGREGAT ANAK SEKOLAH

ASUHAN KEPERAWATAN AGREGAT ANAK SEKOLAH

https://i.ytimg.com/vi/BD02f9h4wcA/maxresdefault.jpg


STUDI KASUS ASKEP PADA AGREGAT ANAK SEKOLAH

 

KASUS:

Berdasarkan hasil pengkajian melalui survey yang dilakukan di kelurahan Lorong Parang Makassar pada tanggal 5 november 2021, dari total 123 siswa di SD Inpres Labuan Bajo ditemukan masalah Kesehatan dan kebersihan diri yang meliputi :

  • 45 siswa (36.5%) bermasalah pada gigi, 
  • 25 siswa (20.3%) jarang mengosok gigi secara rutin, 
  • 55 siswa (44.7%) jarang sarapan sebelum kesekolah, 
  • 6 siswa (4.9%) tidak mencuci tangan sebelum makan, 
  • 15 siswa (12,1%) tidak mencuci kaki sebelum tidur, 
  • 7 siswa (5.7%) tidak biasa memakai alas kaki, 
  • 20 siswa (16.2%) tidak bisa potong kuku, 
  • 5 siswa mandi hanya 1 kali sehari dengan persentase 4% dan 
  • ditemukan ada 10 siswa (8.13%) memiliki kutu di rambutnya.

Hasil observasi pada lingkungan sekolah:  Bangunan sekolah  permanen terdiri dari 7 ruang kelas dan 1 kantor guru. Lapangan sekolah masih berupa tanah hitam. Sampah plastic berserakan didalam dan diluar kelas, meski ada tempat sampah tersedia di luar kelas. Sumber air di toilet tersedian namun kamar mandi kurang terawat dan bau pesing. Ada tiga pedagang berjualan makanan basah maupun kering didalam lingkungan sekolah, namun makanan yang dijual terbuka danlalat berterbangan disekitarnya.

Dampak negatif yang muncul dari perilaku tersebut adalah timbul beberapa penyakit seperti karies gigi, diare, cacingan, dan gatal-gatal. Telah ada program sekolah yang telah dilakukan yaitu jumat bersih dan UKS, namun kondisi ini belum teratasi sepenuhnya. Sehingga perlu untuk ditindak lanjuti dengan pemberian asuhan keperawatan agregat pada anak secara komprehensif.


 

HASIL TABULASI

Berdasrakan  data tabulasi dan di format dalam bentuk diagram. Pengolahan data mencakup analisa-analisa masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Data hasil tabulasi disajikan sebagai berikut

 

1.      Data masalah kesehatan dan kebersihan diri

Tabel 1

Distribusi siswa yang bermasalah pada gigi (n=123)

Bermasalah pada gigi

f

%

Bermasalah

45

36.5

Tidak Bermasalah

78

63.5

Total

123

100

 

Data yang diperoleh menunjukkan sebagian besar siswa tidak bermasalah pada gigi yaitu sebanyak 78 siswa (63.5%) dan bermasalah pada gigi sebanyak 45 siswa (36.5%).

 


Tabel 2

Distribusi siswa yang menggosok gigi secara rutin (n=123)

Gosok gigi secara rutin

f

%

Rutin

98

79.7

Jarang

25

20.3

Total

123

100

 

Data yang diperoleh menunjukkan Sebagian besar siswa rutin menggosok gigi yaitu sebanyak 98 siswa (79.7%) dan jarang menggosok gigi secara rutin sebanyak 25 siswa (20.3%).

 

Tabel 3

Distribusi siswa yang sarapan sebelum ke sekolah (n=123)

Sarapan sebelum ke sekolah

f

%

Rutin

68

55.3

Jarang

55

44.7

Total

123

100

 

Data yang diperoleh menunjukkan sebagian besar siswa sarapan sebelum ke sekolah yaitu sebanyak 68 siswa (55.3%) dan siswa yang jarang sarapan sebelum ke sekolah sebanyak 55 siswa (44.7%).


Tabel 4

Distribusi siswa yang mencuci tangan sebelum makan (n=123)

Mencuci tangan sebelum makan

f

%

Ya

117

95.1

Tidak

6

4.9

Total

123

100

 

Data yang diperoleh menunjukkan Sebagian besar siswa mencuci tangan sebelum makan yaitu sebanyak 117 siswa (95.1%) dan yang tidak mencuci tangan sebelum makan sebanyak 6 siswa (4.9%).

 

Tabel 5

Distribusi siswa mencuci kaki sebelum tidur (n=123)

Mencuci kaki sebelum tidur

f

%

Ya

108

87.9

Tidak

15

12.1

Total

123

100

 

Data yang diperoleh menunjukkan sebagian besar siswa mencuci kaki sebelum tidur yaitu sebanyak 108 siswa (87.9%) dan yang tidak mencuci kaki sebelum tidur sebanyak 15 siswa (12.1%).

 

Tabel 6

Distribusi siswa yang biasa memakai alas kaki (n=123)

Memakai alas kaki

f

%

Ya

116

94.3

Tidak

7

5.7

Total

123

100

 

Data yang diperoleh menunjukkan sebagian besar siswa biasa memakai alas kaki yaitu sebanyak 116 siswa (94.3%) dan yang tidak biasa memakai alas kaki sebanyak 7 siswa (5.7%).


Tabel 7

Distribusi siswa yang biasa potong kuku (n=123)

Biasa potong kuku

f

%

Ya

103

83.8

Tidak

20

16.2

Total

123

100

 

Data yang diperoleh menunjukkan sebagian besar siswa biasa potong kuku yaitu sebanyak 103 siswa (83.8%) dan yang tidak biasa potong kuku sebanyak 20 siswa (16.2%).


Tabel 8

Distribusi kebiasaan mandi siswa (n=123)

Kebiasaan mandi

f

%

Lebih dari 1 x sehari

118

96

Hanya 1 x sehari

5

4

Total

123

100

 

Data yang diperoleh menunjukkan sebagian besar siswa mandi lebih dari 1 x sehari yaitu sebanyak 118 siswa (96%) dan yang hanya mandi 1 x sehari sebanyak 5 siswa (4%).


Tabel 9

Distribusi siswa yang memiliki kutu di rambutnya (n=123)

Memiliki kutu di rambutnya

f

%

Ya

10

8.13

Tidak

113

91.87

Total

123

100

 

Data yang diperoleh menunjukkan sebagian besar siswa tidak memiliki kutu di rambutnya yaitu sebanyak 113 siswa (91.87%) dan yang memiliki kutu di rambutnya sebanyak 10 siswa (8.13%).


Analisa Data

Dari beberapa tabulasi terkait perilaku tidak sehat dimasyarakat maka selanjutnya dilakukan Analisa data untuk menentukan masalah tersebut

 

ANALISA DATA

No

Data

Masalah

Diagnosa Keperawatan

1

DS :

1.      25 siswa ( 20,3%) jarang menggosok gigi secara rutin

2.      6 siswa ( 4.9%) tidak mencuci tangan sebelum makan

3.      15 siswa (12,1%) tidak mencuci kaki sebelum tidur

4.      7 siswa ( 5,7%) tidak biasa memakai alas kaki

5.      20 siswa (16,2%) tidak biasa potong kuku

6.      5 siswa (4%) mandi hanya sekali sehari

 

DO :

1.      45 siswa ( 36,5% ) bermasalah pada gigi

2.      10 siswa ( 8,13) memiliki kutu di rambutnya

3.      Lapangan masih tanah hitam

4.      Makanan yang dijual dikantin tidak tertutup dan lalat beterbangan disekitarnya

 

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

1.  Promosi Kesehatan

2. Manajemen Kesehatan

 

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

 

2

DS :

1. 55 siswa (44,7%) jarang sarapan sebelum ke sekolah

DO :

1.      Sampah plastik berserakan di dalam dan luar kelas

2.      Kamar mandi kurang terawat dan bau pesing

Perilaku kesehatan cenderung beresiko

1 : Promosi Kesehatan

2 : Manajemen Kesehatan

 

Perilaku kesehatan cenderung beresiko

3

DO:

1.      Sampah plastic berserakan di dalam dan luar kelas, meski ada tempat sampah tersedia di bagian luar kelas.

2.      Sumber air di toilet tersedia namun kamar mandi kurang terawat dan bau pesing.

3.      Telah ada program sekolah yang dilakukan yaitu Jumat bersih dan UKS, namun kondisi ini belum teratasi sepenuhnya

Defisien Kesehatan komunitas

1 : Promosi Kesehatan

2 : Manajemen Kesehatan

Defisien Kesehatan komunitas

 

A.    Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan Analisa Masalah yang ada maka dengan itu dapat di angkat diagnosa keperawatan sebagai berikut:

  1. Ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan
  2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
  3. Defisien Kesehatan komunitas 

 


DATA

DIAGNOSA

NOC

NIC

DS :

7.      25 siswa ( 20,3%) jarang menggosok gigi secara rutin

8.      6 siswa ( 4.9%) tidak mencuci tangan sebelum makan

9.      15 siswa (12,1%) tidak mencuci kaki sebelum tidur

10.  7 siswa ( 5,7%) tidak biasa memakai alas kaki

11.  20 siswa (16,2%) tidak biasa potong kuku

12.  5 siswa (4%) mandi hanya sekali sehari

 

DO :

4.      45 siswa ( 36,5% ) bermasalah pada gigi

5.      10 siswa ( 8,13) memiliki kutu di rambutnya

6.      Lapangan masih tanah hitam

7.      Makanan yang dijual dikantin tidak tertutup dan lalat beterbangan disekitarnya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Domain 1  : Promosi kesehatan

Kelas 2 : Manajemen kesehatan

Diagnosa : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada kelompok anak sekolah dengan karies gigi, diare, cacingan dan gatal- gatal di Sd Inpres Labuan Bajo Kelurahan Lorong Parang Makassar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Setelah dilakukan intervensi pada kelompok anak sekolah, perilaku kesehatan lebih sehat dengan kriteria hasil :

Level 1 : domain 4 pengetahuan tentang kesehatan dan perilaku

Level 2 : kelas q-perilaku sehat

Level 3 : outcome perilaku promosi kesehatan meningkat dari skala 2 ( kurang memadai ) menjadi skala 4 ( baik/memadai )

1.      Menggunakan perilaku yang menghindari risiko

2.      Memonitor lingkungan yang terkait dengan risiko

3.      Memonitor perilaku personal terkait dengan risiko

4.      Menjaga hubungan sosial

5.      Melakukan perilaku kesehatan secara rutin

6.      Mendukung kebijakan publik yang sehat

7.      Menggunakan dukungan sosial untuk meningkatkan kesehatan

8.      Mendapatkan skrining kesehatan yang direkomendasikan

9.      Memperoleh pemeriksaan rutin

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Level 1 : domain 3 perilaku

Level 2 : kelas pendidikan kesehatan

Level 3 : intervensi pendidikan kesehatan

1.      Identifikasi faktor internal atau eksternal yang dapat meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk berperilaku sehat

2.      Pertimbangkan riwayat individu dalm konteks personal dan riwayat sosial budaya individu, keluarga dan masyarakat

3.      Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hdup perilaku saat ini pada individu, keluarga dan masyarakat

4.      Identifikasi karakteristik populasi target yang mempengaruhi pemilihan strategi belajar

5.      Prioritaskan kebutuhan orang yang belajar dengan menggunakan identifikasi kebutuhan berdasarkan apa yang disukai klien, keterampilan perawat, sumber yang tersedia dan kemungkinan keberhasilan pencapaian tujuan

6.      Rumuskan tujuan dalam program pendidikan kesehatan

7.      Identifikasi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan program

8.      Hindari pengunaan dengan teknik menakut-nakuti sebagai strategi untuk memotivasi orang agar mengubah perilaku kesehatan atau gaya hidup

9.      Tekankan manfaat kesehatan positif yang langsung atau manfaat jangka pendek yang bisa diterima oleh perilaku gaya hidup positif daripada manfaat jangka panjang atau efek negatif dari ketidakpatuhan

10.  Kembangkan materi pendidikan tertulis yang tersedia dan sesuai dengan audiens yang menjadi sasaran

11.  Berikan ceramah untuk menyampaikan informasi dalam jumlah besar pada saat yang tepat

12.  Lakukan demonstrasi/ demonstrasi ulang, partisipasi pembelajar, dan manipulasi bahan pembelajaran ketika mengajarkan keterampilan psikomotorik

13.  Gunakan instruksi dibantu komputer, televisi, video interaktif, dan teknologi-teknologi lainya untuk menyampaikan informasi

 

Level 1 : Domain 7 Komunitas

Level 2 : Kelas d. Manajemen risiko komunitas

Level 3 : Intervensi Manajemen lingkungan komunitas

1.      Identifikasi ancaman terhadap keselamatan di komunitas

2.      Monitor status risiko Kesehatan

3.      Berpartisipasi dalam program di komunitas untuk mengatasi risiko yang sudah diketahui

4.      Berkolaborasi dalam mengembangkan program aksi di komunitas

5.      Tingkatkan kebijakan pemerintah untuk menurunkan risiko tertentu

6.      Dorong lingkungan untuk berpartisipasi aktif dalam keselamatan komunitas.

7.      Lakukan program edukasi untuk kelompok berisiko

 

DS :

1. 55 siswa (44,7%) jarang sarapan sebelum ke sekolah

 

DO :

 

1. Sampah plastik berserakan di dalam dan luar kelas

2. Kamar mandi kurang terawat dan bau pesing

 

 

Domain 1 : Promosi Kesehatan

Kelas 2 : Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada kelompok anak sekolah dengan karies gigi, diare, cacingan dan gatal- gatal di Sd Inpres Labuan Bajo Kelurahan Lorong Parang Makassar

 

Setelah dilakukan intervensi, kelompok anak sekolah menunjukkan perilaku kesehatan tidak berisiko dengan kriteria hasil :

Level 1 : domain 4 pengetahuan tentang kesehatan dan perilaku

Level 2 : kelas q-perilaku sehat

Level 3 : outcome perilaku promosi kesehatan :

1.      menggunakan perilaku yang menghindari risiko

2.      memonitor lingkungan terkait dengan risiko

3.      memonitor perilaku personal terkait dengan risiko

4.      mendukung kebijakan publik yang sehat

 

Level 1 : Domain 3 Perilaku

Level 2 : Kelas O Terapi Perilaku

Level 3 : Intervensi Modfikasi Perilaku

1.      Tentukan motivasi siswa terhadap perlunya perubahan perilaku

2.      Bantu siswa untuk dapat mengidentifikasi kekuatan dirinya dan menguatkanya

3.      Dukung untuk mengganti kebiasaan yang tidak diinginkan dengan kebiasaan yang diinginkan

4.      Kenalkan siswa pada orang atau kelompok yang telah berhasil, melewati pengalaman yang sama

5.      Hindari menunjukan perilaku atau ketidak tertarikan pada saat siswa berjuang untuk merubah perilakunya

6.      Pilah-pilah perilaku menjadi bagian bagian kecil untuk dirubah menjadi unit perilaku yang terukur, misalnya membuang sampah pada tempatnya

7.      Tentukan apakah target perilaku yang telah diidentifikasi perlu untuk ditingkatkan diturunkan atau dipelajari

8.      Kembangkan program perubahan perilaku

 

DO:

1.      Lapangan sekolah masih berupa tanah hitam.

2.      Sampah plastic berserakan di dalam dan luar kelas, meski ada tempat sampah tersedia di bagian luar kelas.

3.      Sumber air di toilet tersedia namun kamar mandi kurang terawat dan bau pesing.

4.      Telah ada program sekolah yang dilakukan yaitu Jumat bersih dan UKS, namun kondisi ini belum teratasi sepenuhnya

Domain 1 : Promosi Kesehatan

Kelas 2 : Manajemen Kesehatan

Diagnosa : Defisien Kesehatan komunitas pada kelompok anak sekolah dengan kurangnya hasil dari program jumat bersih  dan UKS di Sd Inpres Labuan Bajo Kelurahan Lorong Parang Makassar

 

Setelah dilakukan intervensi, kelompok anak sekolah menunjukkan peningkatan Kesehatan komunitas dengan kriteria hasil :

Level 1 : domain V – Kondisi Kesehatan yang diterima

Level 2 : Kepuasan mengenai perawatan

Level 3 : Outcome Kepuasan Klien: Lingkungan Fisik

1.      Kebersihan kamar mandi

2.      Mengontrol bau-bauan

3.      Suhu kamar mandi yang nyaman

 

 

Level 1 : Domain 7 Komunitas

Level 2 : Kelas C peningkatan Kesehatan komunitas

Level 3 : Intervensi pengembangan program

1.      Bantu kelompok atau masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan atau masalah kesehatan yang signifikan

2.      Prioritaskan kebutuhan kesehatan terhadap masalah yang [telah] diidentifikasi

3.      Kembangkan tujuan dan sasaran untuk mengatasi kebutuhan atau masalah

4.      Identifikasi sumber daya dan kendala terhadap pelaksanaan program

5.      Rencanakan evaluasi program

6.      Dapatkan penerimaan terhadap program dari kelompok sasaran, penyedia, dan kelompok kelompok terkait lainnya

7.      Siapkan peralatan dan perlengkapan

8.      Fasilitasi penerapan program oleh kelompok atau komunitas

9.      Pantau kemajuan pelaksanaan program

10.  Evaluasi program terkait relevansi, efisiensi, dan efektivitas biaya

11.  Modifikasi dan sempurnakan program

 

Posting Komentar untuk "ASUHAN KEPERAWATAN AGREGAT ANAK SEKOLAH"